THE SPIRIT OF CHRISTIANITY



THE SPIRIT OF CHRISTIANITY

MENGASIHI
PRIORITAS :
1.    ALLAH .
·         Ulangan 6:5 > Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu” (Ul 6:5). Seluruh hati, jiwa dan kekuatan harus diberikan untuk mengasihi Allah, menjadikan Dia sebagai prioritas utama.
2.    KELUARGA.
·         Efesus 5:23-25 >  5:23 karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh.   5:24 Karena itu sebagaimana jemaat tunduk kepada Kristus, demikian jugalah isteri kepada suami dalam segala sesuatu.  5:25 Hai suami, kasihilah isterimu  sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya
·         Allah telah menetapkan keluarga sebagai kesatuan dasar sebuah masyarakat. Setiap keluarga harus memiliki seorang pemimpin. Oleh karena itu, Allah telah menyerahkan kepada suami tanggung jawab menjadi kepala istri dan keluarga (ayat Ef 5:23-33; 6:4). Kepemimpinannya itu harus dilaksanakan di dalam kasih, kelembutan, dan tenggang rasa terhadap istri dan keluarganya (ayat Ef 5:25-30; 6:4). Tanggung jawab suami yang diberikan Allah sebagai "kepala istri" meliputi:
1.    (penyediaan kebutuhan rohani dan kebutuhan rumah tangga bagi keluarganya (ayat Ef 5:23-24; Kej 3:16-19; 1Tim 5:8);
2.     kasih, perlindungan, dan perhatian untuk kesejahteraannya sebagaimana Kristus mengasihi gereja (ayat Ef 5:25-33);
3.    hormat, pengertian, penghargaan, dan perhatian (Kol 3:19; 1Pet 3:7);
4.    kesetiaan mutlak terhadap ikatan pernikahan (ayat Ef 5:31; Mat 5:27-28).

·         Ulangan 5:16 Hormatilah ayahmu dan ibumu, seperti yang diperintahkan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu, supaya lanjut umurmu dan baik keadaanmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu.
·         memberitahu kita untuk menghormati orangtua kita supaya kita berusia lanjut dan supaya segala sesuatunya berjalan dengan baik untuk kita. Tidak ada batasan umur yang disebutkan, yang membuat kita percaya bahwa seumur hidup mereka, orangtua harus dihormati. Tentu saja, begitu anak mencapai kedewasaan, dia tidak lagi wajib menaati mereka (“Anak-anak, taatilah orangtuamu ..."), namun tidak ada batasan umur untuk menghormati mereka. Dengan demikian kita dapat menyimpulkan bahwa orangtua adalah yang berikut dalam daftar prioritas, sesudah Allah, pasangan kita, dan anak-anak kita. Setelah orangtua, berikutnya adalah sisa keluarga kita (1 Timotius 5:8).

Setelah keluarga besar dalam daftar prioritas adalah
3.     SESAMA
·         Roma 14 memberitahu kita untuk tidak menghakimi atau memandang rendah saudara-saudara  atau melakukan sesuatu yang mengakibatkan sesama orang Kristen “tersandung” atau jatuh secara rohani. Banyak dari kitab 1 Korintus adalah nasihat Paulus mengenai bagaimana gereja harus hidup bersama secara harmonis, saling mengasihi satu dengan yang lain. Nasihat lainnya merujuk pada saudara saudari seiman di dalam Kristus adalah “melayani seorang dengan yang lain dalam kasih”
·         (Galatia 5:13); “ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu”
·         (Ef 4:32), “nasihatilah seorang akan yang lain dan saling membangunlah kamu”
·         (1Tes 5:11); dan “marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik.” (Ibr 10:24). Akhirnya seluruh dunia (Matius 28:19) yang kita harus beritakan Injil, menjadikan murid-murid Kristus.

Sebagai penutup, urutan prioritas Alkitab adalah Allah, pasangan, anak-anak, orangtua, keluarga besar, saudara dan saudari di dalam Kristus, dan kemudian seluruh dunia. Sekalipun kadang-kadang kita harus lebih berfokus pada seseorang dibandingkan orang lainnya, tujuannya adalah jangan sampai mengabaikan hubungan kita. Keseimbangan Alkitab memungkinkan Allah memberdayakan kita untuk menggenapi semua prioritas hubungan kita, di dalam dan di luar keluarga kita.


 INTERGRITAS
·         1 Yohanes 2:6
 Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup.

Tentunya rekan² sekalian sudah sering mendengar kata “Integritas”. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Integritas memiliki definisi sebagai “mutu, sifat atau keadaan yang menunjukkan kesatuan yang utuh sehingga memiliki potensi dan kemampuan yg memancarkan kewibawaan, kejujuran. Jadi pada dasarnya Integritas berbicara tentang karakter atau kepribadian seseorang untuk menjaga suatu keutuhan.

 Dalam kekristenan karakter Kristus adalah merupakan dasar dari segala sikap hidup orang percaya. Karena itu semua umat Kristen dituntut wajib memiliki integritas agar bisa menjaga keutuhan kehidupan rohaninya. Untuk memiliki Integritas kekristenan yang benar, seorang Kristen harus meneladani dan mencontohi karakter Kristus. Ketika dicaci Dia tidak membalas mencaci, ketika dikutuk Dia malah memberkati, dan ketika Ia disiksa dengan begitu kejinya Dia mengampuni. Kristus adalah perwujudan karakter Allah yang Maha Pengasih. Allah menginginkan kehidupan rohani kita berdasar pada karakternya Kristus, agar supaya kita mampu mewujudkan sikap seorang Kristen yang benar. Seorang Kristen harus sanggup untuk mengasihi tanpa harus menuntut balasan, dan seorang Kristen juga harus sanggup untuk hidup dalam kekudusan walaupun ditengah² dunia yang gelap dengan berbagai pencobaan dan banyak tekanan.

 Nah, ketika kita sudah memiliki Integritas tersebut maka yang harus kita lakukan adalah mempertahankan integritas yang telah kita miliki. Ada sebuah kisah tentang 3 orang pemuda yang mati²an mempertahankan integritas yang mereka miliki. Kisah tersebut menceritakan tentang seorang raja yg membuat patung berhala dan memerintahkan seluruh rakyatnya termasuk ketiga pemuda tersebut untuk menyembah patung berhalanya itu. Hukuman yang diberlakukan bagi siapapun yang tidak menyembah patung tersebut adalah di lemparkan kedalam dapur api yang menyala-nyala. Namun apa yg terjadi, ketiga pemuda tersebut tidak menuruti perintah raja dan lebih memilih dihukum dalam dapur api daripada menyembah patung berhala tersebut. Mereka berkata kepada raja : “Jika Allah yang kami puja sanggup melepaskan kami, maka Ia akan melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala itu, dan dari dalam tanganmu ya raja. Tetapi seandainya pun tidak, ketahuilah bahwa kami tidak akan memuja dan menyembah patung berhala tersebut.”

Kisah diatas adalah kisah nyata yang dituliskan dalam Alkitab. Ketiga pemuda tersebut bernama Sadrakh, Mesakh, dan Abednego (Daniel 3:1-30). Seperti halnya Daniel, mereka bertiga memiliki komitmen untuk menjaga kehidupan mereka untuk tetap kudus di hadapan Allah. Mereka tidak berkompromi terhadap dosa dan ajaran yang menyesatkan, melainkan mati-matian mempertahankan integritas yg mereka miliki.

 Nah sahabat Kristen, sudakah anda memiliki integritas kekristenan yang benar..??? Milikilah integritas itu dalam Kristus yaitu dengan meneladani karakter hidup-Nya. Mari kita bangun integritas kekristenan kita dengan prinsip yg kuat, kesatuan hati, pikiran, perkataan dan setiap perbuatan yang berkenan kepada Allah. Kita harus berani berkata jujur dan berusaha menjalin hubungan yg lebih baik dengan orang-orang disekitar kita. Jika kita sudah memiliki itu, buatlah sebuah komitmen untuk mempertahankan integritas yang kita miliki seperti yg dilakukan Daniel, Sadrakh, Mesakh, dan Abednego. Buatlah komitmen untuk menjaga hidup tetap kudus di hadapan Allah walaupun dalam banyak tekanan dan berbagai pencobaan.. Ingat, Kristus menginginkan kita untuk harus sempurna sama seperti Bapa.

 Matius 5:48
 Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna

Ø  Untuk membangun integritas dan karakter yang kokoh, diperlukan 7 kebiasaan yang harus dilakukan secara sadar dan konsisten :
 1. Selalu menepati janji
 2. Taat, tidak plin-plan
 3. Komitmen dipegang teguh dan bertanggungjawab
 4. Satu kata, satu perbuatan
 5. Jujur dan terbuka
 6. Menghargai waktu
 7. Menjaga prinsip dan nilai-nilai yang diyakin



 HIDUP DALAM KUASA ROH KUDUS ( LIVING IN THE POWER OF HOLY SPIRIT )
Ø  Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi." (Kis. Rasul 1: 8)

·         Hidup dalam KUASA ROH KUDUS akan mengubahkan dan memampukan kita melakukan apa yang menjadi kehendak Tuhan. Menjadi saksi Yesus adalah kewajiban kita ketika menerima kuasa Roh Kudus, seperti apa menjadi saksi Yesus itu, sebagai berikut:
·         MENJADI SAKSI YESUS – WAJIB HIDUP SEPERTI YESUS HIDUP (1 Yoh. 2: 6)
Ø  Kata Yesus kepada mereka: "Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya."(Yoh. 4: 34).
·         MENJADI SAKSI YESUS – HIDUP DIPENUHI DENGAN KUASA ROH KUDUS
Ø  Hidup kita harus senantiasa dipenuhi dengan kuasa Roh Kudus, supaya hidup kita membawa dampak bagi orang lain
Ø  "bertekun, sehati, doa bersama-sama dengan ornag-orang Kudus " (Kis.1: 14).
·         MENJADI SAKSI YESUS – MENJAGA HIDUP DALAM KEKUDUSAN
Ø  karena itu muliakan Tuhan dengan tubuhmu, itu adalah perintah Tuhan (1 Kor. 6: 19).
Ø  "Berusahalah hidup damai dengan semua orang dan kejarlah kekudusan, sebab tanpa kekudusan tidak seorang pun akan melihat Tuhan." (Ibrani 12: 14)




TUHAN YESUS MEMBERKATI

Written By Jose Yehezkiel  Ardiyanto

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Daftar Lagu Rohani Kristen GBI Gatot Subroto ( Pdt. Ir. Nikko, Pdt. Ir. Djohan H, Pdt. Ir. Welyar kauntu )

YOU ARE MY EVERYTHING (LYRIC) (LIRIK)

STANDAR ROHANI PELAYAN DP3 (DOA PUJIAN PENYEMBAHAN & PROPETIK)